Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin mengatakan saat ini rencana pembangunan PLTN itu masih dalam tahap pembicaraan awal. Pihak-pihak terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menjalin komunikasi awal.
“Ini masih dalam pembicaraan oleh berbagai pihak, yakni Kementerian ESDM dan Bappenas. Datanya saat ini sudah mengerucut ke tahun 2030-an, hanya saja tidak tahu 2030 awal atau akhir, karena belum final,” kata Rohadi di Jakarta, Jumat (13/10), mengutip Antara.
“Untuk daerah yang terpencil, skala kapasitas yang digunakan akan kecil, kalau yang kota besar membutuhkan PLTN dalam skala besar. Besarnya itu sekitar 1.000 megawatt, sedangkan yang kecil 100-200 megawatt atau bahkan ada yang di bawah 100 megawatt,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rohadi menjelaskan PLTN memiliki beberapa kelebihan, di antaranya tenaga listrik yang dihasilkan lebih stabil dan berkesinambungan. Dengan demikian, hal tersebut membuat pemadaman listrik akibat kekurangan daya dapat diminimalisasi.
Rohadi menjelaskan pembangunan PLTN di Tanah Air bisa menggunakan dua tipe kapasitas, yaitu kapasitas kecil yang ditujukan untuk wilayah administratif dengan jumlah penduduk sedikit, serta kapasitas besar yang bisa dibangun untuk wilayah perkotaan.
Sebelumnya, pada Maret lalu, PT ThorCon Power Indonesia (TPI)mengumumkan rencana membangun PLTN pertama di Indonesia. Pembangkit itu rencananya berkapasitas 500 megawatt (TMRS500).
Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia Bob S Effendi mengungkapkan perusahaan menyiapkan investasi sekitar Rp17 triliun untuk membangun pembangkit nuklir dengan reaktor thorium. Reaktor nuklir itu rencananya dibuat di atas galangan kapal di Korea Selatan.
“Memang investasi Rp 17 triliun. Kita tidak membangun planting di Indonesia, kita membangunnya itu di Korea, di atas kapal, tapi yang dibangun di sini (Indonesia) lebih kepada Pulau Gelasanya, pelabuhannya dan juga fasilitas uji nonvisi,” ujar Bob dalam konferensi pers di kantor Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jakarta Pusat.
Setelah beroperasi, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan membangun pabrik reaktor nuklir di Indonesia. Kemungkinan pabrik akan dibangun di Bangka Belitung atau lebih tepatnya di Pulau Gelasa selepas 2030.
Cara Kerja Pembangkit Listrik tenaga Nuklir
Cara kerja listrik tenaga nuklir adalah suatu proses yang melibatkan konversi energi nuklir menjadi energi listrik. Ini merupakan salah satu sumber energi bersih dan kuat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di banyak negara di seluruh dunia. Dalam menjelaskan cara kerja listrik tenaga nuklir dalam 2000 kata, kita akan memecahnya menjadi beberapa bagian utama untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Dasar Teori Nuklir
Pahami terlebih dahulu prinsip dasar energi nuklir sebelum kita memasuki mekanisme kerja pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam inti atom, terdapat dua jenis reaksi nuklir utama yang digunakan dalam pembangkit listrik nuklir: fisi nuklir dan fusi nuklir.
1. **Reaksi Fisi Nuklir**
Reaksi fisi nuklir terjadi ketika inti atom suatu unsur, seperti uranium-235 (U-235) atau plutonium-239 (Pu-239), terbelah menjadi dua atau lebih inti yang lebih kecil saat ditabrak oleh neutron. Proses ini menghasilkan pelepasan energi dalam bentuk panas, energi kinetik partikel-partikel, dan neutron tambahan. Energi panas yang dihasilkan adalah yang digunakan untuk menghasilkan listrik.
2. **Reaksi Fusi Nuklir**
Reaksi fusi nuklir adalah penggabungan dua inti atom ringan, seperti isotop deuterium dan tritium, menjadi satu inti yang lebih berat. Ini adalah proses yang berlangsung dalam bintang seperti Matahari dan menghasilkan jumlah energi yang sangat besar. Fusi nuklir adalah solusi energi masa depan yang berpotensi bersih dan tak terbatas, tetapi masih dalam tahap pengembangan dan belum digunakan secara komersial dalam pembangkit listrik nuklir.
Reaktor nuklir
Reaktor nuklir adalah pusat dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Di dalam reaktor inilah reaksi nuklir utama terjadi. Bagian utama dari reaktor nuklir melibatkan bahan bakar nuklir, kendali reaktor, moderator, pendingin, dan pelindung radiasi.
1. **Bahan Bakar Nuklir**
Bahan bakar nuklir adalah materi yang digunakan untuk menyokong reaksi nuklir. Bahan bakar paling umum adalah uranium-235 dan plutonium-239. Bahan bakar ini berbentuk pelet padat atau batangan silinder yang ditempatkan dalam elemen bahan bakar nuklir di dalam reaktor.
2. **Kendali Reaktor**
Untuk menjaga reaksi nuklir agar stabil, kendali reaktor digunakan. Ini dapat berupa batangan kendali yang dapat dimasukkan atau ditarik dari reaktor. Batangan kendali dapat mengabsorpsi neutron, yang diperlukan untuk mempertahankan reaksi berkelanjutan.
3. **Moderator**
Moderator adalah materi yang digunakan untuk memperlambat neutron yang ditembakkan dari reaksi fisi nuklir. Neutron yang lambat lebih mungkin untuk menabrak inti atom dan memicu reaksi nuklir lainnya. Air berat, air ringan, atau grafit adalah contoh moderator yang umum digunakan.
4. **Pendingin**
Reaksi nuklir menghasilkan panas yang sangat besar. Agar reaktor tidak overheating, sistem pendingin digunakan untuk mengambil panas dari reaktor. Air, air bertekanan tinggi, atau natrium dapat digunakan sebagai pendingin tergantung pada desain reaktor.
5. **Pelindung Radiasi**
Reaktor nuklir harus memiliki pelindung radiasi yang kuat untuk melindungi pekerja dan lingkungan dari paparan radiasi yang berbahaya. Pelindung ini biasanya terbuat dari beton tebal yang mengurangi radiasi yang keluar dari reaktor.
Proses Konversi Panas Menjadi Energi Mekanik
Setelah reaktor nuklir menghasilkan panas melalui reaksi fisi, panas ini perlu dikonversi menjadi energi mekanik sebelum dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Proses ini melibatkan beberapa tahapan utama:
1. **Penukar Panas**
Panas yang diambil oleh pendingin diarahkan melalui penukar panas, di mana panasnya digunakan untuk menghasilkan uap air dari air yang mengalir melalui penukar panas tersebut. Uap air adalah medium yang digunakan untuk menggerakkan turbin.
2. **Uap dan Turbin**
Uap yang dihasilkan dari penukar panas digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap ini memiliki energi kinetik yang cukup besar untuk memutar turbin besar. Turbin adalah perangkat berbentuk baling-baling yang terhubung ke generator.
3. **Generator**
Turbin terhubung ke generator. Ketika turbin berputar, itu menghasilkan energi mekanik yang digunakan untuk menggerakkan generator. Generator adalah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Transformator dan Jaringan Transmisi
Listrik yang dihasilkan oleh generator biasanya memiliki tegangan rendah. Oleh karena itu, transformator digunakan untuk meningkatkan tegangan listrik sehingga dapat dialirkan melalui jaringan transmisi.
1. **Transformator**
Transformator adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah tegangan listrik. Pada pembangkit listrik nuklir, transformator digunakan untuk meningkatkan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sehingga dapat dialirkan melalui jaringan transmisi dengan efisiensi yang lebih baik.
2. **Jaringan Transmisi**
Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit nuklir dialirkan melalui jaringan transmisi yang terdiri dari jaringan kabel dan menara transmisi. Jaringan ini mengirimkan listrik dari pembangkit nuklir ke berbagai tujuan, termasuk rumah-rumah, bisnis, dan industri.
Pemanfaatan Listrik
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit nuklir digunakan untuk
memberikan daya kepada berbagai perangkat dan sistem listrik di seluruh masyarakat. Ini mencakup penerangan, pemanas, pendingin udara, peralatan rumah tangga, pabrik, pusat data, dan banyak lagi.
**VI. Keamanan dan Manajemen Limbah Radioaktif**
Keamanan adalah aspek penting dari operasi reaktor nuklir. Ini melibatkan pengendalian ketat terhadap reaktor, pelindung radiasi, dan sistem pengendalian bencana. Selain itu, manajemen limbah radioaktif adalah bagian kunci dari operasi pembangkit nuklir. Limbah radioaktif harus dikelola dengan aman dan diisolasi agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
**VII. Masa Depan Tenaga Nuklir**
Tenaga nuklir adalah sumber energi yang memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan menyediakan pasokan energi yang berkelanjutan. Namun, sejumlah tantangan harus diatasi, seperti pembuangan limbah nuklir, perluasan sumber bahan bakar, dan peningkatan keselamatan operasi nuklir.