News

Dikeruk Secara Brutal, Cadangan Nikel Indonesia Sekarat

Cadangan Nikel Indonesia Berpotensi habis dan Kita Jadi Importir

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pihaknya berencana untuk melakukan penghentian atau moratorium pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel baru.

Pasalnya, cadangan bijih nikel RI semakin menipis, berbanding terbalik dengan jumlah proyek smelter baru yang semakin membludak.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, pihaknya masih berdiskusi dengan Menteri Perindustrian ihwal pembatasan smelter nikel kelas dua yang menghasilkan produk feronikel (FeNi) maupun Nickel Pig Iron (NPI). Hal ini perlu dilakukan mengingat, izin smelter ada yang berupa Izin Usaha Industri (IUI) di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian.

“Nanti kita lihat, komunikasi dengan Perindustrian,” kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Arifin pun berharap program hilirisasi nikel tidak hanya berhenti pada barang setengah jadi, melainkan produk hilirisasi yang mengarah pada industrialisasi.

“Pokoknya semua yang produk-produk yang sampai di situ ya kita arahkan supaya ke depannya diterusin sampai hilirnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM buka-bukaan perihal cadangan nikel Indonesia yang kian menipis. Dalam catatan, cadangan nikel Indonesia bisa habis dalam kurun waktu 6-11 tahun lagi. Menipisnya cadangan nikel di Indonesia sejatinya imbas dari banyaknya pembangunan smelter.

Tercatat, untuk nikel melalui proses pirometalurgi atau yang memproses nikel kadar tinggi terdapat sebanyak 44 smelter. Sedangkan untuk nikel yang melalui proses hidrometalurgi yang memproses nikel kadar rendah sebanyak 3 smelter.

Dengan smelter yang ada, konsumsi bijih nikelnya untuk pirometalurgi dengan kadar tinggi, yaitu saprolite, adalah sebesar 210 juta ton per tahun. Dan untuk hidrometalurgi yang menghasilkan bahan baku komponen baterai, memerlukan bijih nikel kadar rendah, yaitu limonite, sebesar 23,5 juta ton per tahun.

Saat ini masih terdapat smelter nikel dalam tahap konstruksi, di antaranya untuk proses pirometalurgi terdapat sebanyak 25 smelter dan smelter nikel melalui proses hidrometalurgi terdapat 6 smelter dalam tahap konstruksi.

Bahkan, masih ada rencana pembangunan smelter pirometalurgi sebanyak 28 smelter dan untuk smelter dengan proses hidrometalurgi sedang dalam tahap perencanaan sebanyak 10 smelter.

“Total smelter yang ada sampai dengan saat ini, belum lagi yang terbaru, itu ada 116 smelter,” terang Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (19/10/2023).

Baca Juga:  Yotta Kenalkan Micro Inverter Dual Power untuk PLTS Atap

Irwandy menyebutkan secara keseluruhan cadangan nikel baik jenis saprolite dan limonite kira-kira tersisa 5,2 miliar ton. Sementara dengan konsumsi yang seperti disampaikan atau mencapai sekitar 210 juta ton saprolite dan 23,5 juta ton limonite, maka umurnya hanya tersisa 6-11 tahun lagi.

Sifat, Karakteristik dan Proses Pengolahan Nikel

Nikel adalah unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28. Ini adalah logam transisi yang terletak di kelompok 10 pada tabel periodik elemen. Nikel adalah salah satu logam yang paling umum digunakan dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam produksi baja nikel (stainless steel) dan berbagai produk lainnya. Dalam penjelasan ini, kita akan mempelajari nikel dalam konteks sifat-sifatnya, penggunaan, produksi, serta dampaknya pada ekonomi dan lingkungan.

Nikel memiliki beberapa sifat fisik dan kimia yang mencirikannya sebagai logam yang unik:

Sifat Fisik Nikel

  • Warna: Nikel adalah logam berwarna putih keperakan yang bersinar saat dihaluskan.
  • Kepadatan: Nikel memiliki kepadatan sekitar 8.91 gram per sentimeter kubik, menjadikannya salah satu logam yang lebih berat.
  • Titik Lebur: Titik lebur nikel adalah sekitar 1.455 derajat Celsius (2.651 derajat Fahrenheit).
  • Kemagnetan: Nikel memiliki kemagnetan yang kuat pada suhu kamar, tetapi akan kehilangan magnetismenya ketika dipanaskan di atas suhu Curie, yaitu sekitar 358 derajat Celsius (676 derajat Fahrenheit).
  • Kekerasan: Nikel adalah logam yang relatif keras dan tahan terhadap deformasi plastis.

 

Sifat Kimia Nikel

  • Reaktif terhadap Asam: Nikel adalah reaktif terhadap asam, khususnya asam sulfat dan asam klorida, tetapi biasanya tahan terhadap asam nitrat karena membentuk lapisan oksida yang melindunginya.
  • Reaktif terhadap Oksigen: Nikel akan berkarat jika terkena oksigen dalam waktu lama, tetapi lapisan oksida yang terbentuk juga dapat melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
  • Kemampuan Dalam Mengikat Senyawa: Nikel dapat membentuk senyawa dengan berbagai unsur kimia, seperti belerang, karbon, dan nitrogen, yang menjadikannya penting dalam berbagai aplikasi kimia dan industri.

Penggunaan Nikel

Nikel memiliki banyak aplikasi dalam berbagai industri, dan sifat-sifatnya yang unik menjadikannya komponen penting dalam banyak produk dan teknologi. Berikut adalah beberapa penggunaan utama nikel:

1. Produksi Baja Nikel (Stainless Steel): Salah satu penggunaan paling terkenal nikel adalah dalam produksi baja nikel, yang dikenal sebagai stainless steel. Stainless steel adalah logam paduan yang tahan terhadap korosi dan memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap suhu tinggi. Ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk konstruksi, peralatan dapur, kendaraan, dan banyak lagi.

Baca Juga:  Chip 3NM TSMC Sangat Superior, Qualcom 8 Gen 3 Sebagian Besar Dialihkan dari Samsung

2. Elektrokimia: Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi elektrokimia, termasuk sebagai elektroda dalam baterai dan sel bahan bakar. Nikel kering digunakan dalam baterai alkalin, sedangkan nikel basah digunakan dalam baterai nikel-kadmium dan baterai nikel-metal hidrida.

3. Pembuatan Logam Paduan: Nikel digunakan dalam pembuatan berbagai logam paduan, seperti logam paduan nikel-kobalt yang digunakan dalam produksi mesin pesawat terbang. Selain itu, nikel juga digunakan dalam logam paduan yang tahan suhu tinggi dan memiliki konduktivitas termal yang baik.

4. Cat dan Pelapis: Senyawa nikel digunakan dalam pembuatan cat dan pelapis anti-karat yang tahan terhadap korosi. Ini membantu melindungi permukaan logam dan membuatnya lebih tahan terhadap cuaca dan lingkungan.

5. Katalisator: Nikel adalah komponen katalis dalam berbagai proses kimia, termasuk hidrogenasi, dehidrogenasi, dan konversi amonia menjadi nitrogen. Penggunaan katalisator nikel adalah salah satu elemen penting dalam industri petrokimia.

6. Elektronik: Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, termasuk pembuatan kontak dan penghubung elektronik, seperti soket IC (integrated circuit) dan konektor.

7. Koin: Beberapa koin yang digunakan dalam sejumlah negara mengandung nikel sebagai komponen. Ini karena nikel adalah logam yang relatif tahan terhadap korosi dan abrasi.

8. Perhiasan: Perhiasan seperti cincin, kalung, dan gelang dapat terbuat dari nikel atau paduannya, terutama dalam perhiasan yang tahan terhadap korosi.

9. Logam yang Tahan Terhadap Suhu Tinggi: Nikel digunakan dalam pembuatan suku cadang mesin dan peralatan yang harus bertahan dalam suhu tinggi, seperti komponen mesin jet dan mesin pesawat ulang alik.

Proses Pengolahan Nikel

Proses pengolahan nikel melibatkan sejumlah tahap yang kompleks, dari penambangan hingga pemurnian. Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana nikel diekstraksi dan diproses:

1. Penambangan Nikel: Nikel dapat ditemukan dalam bijih nikel yang diekstraksi dari tambang-tambang nikel. Proses penambangan melibatkan pengeboran, peledakan, dan pemisahan bijih dari batuan lainnya.

2. Konsentrasi Bijih: Setelah bijih nikel ditambang, langkah berikutnya adalah memisahkan nikel dari mineral-mineral lain yang terdapat dalam bijih tersebut. Proses ini biasanya melibatkan flotasi, penggilingan, dan pemisahan magnetik.

Baca Juga:  Neuralink Mendapat Persetujuan FDA uji Coba pada Manusia

3. Peleburan Bijih: Bijih nikel yang telah dikonsentrasikan kemudian dilebur menjadi nikel matte, yang mengandung sejumlah besar nikel serta unsur-unsur lain seperti belerang, besi, dan kadmium.

4. Konversi Nikel Matte: Nikel matte kemudian menjalani proses konversi, di mana sulfur dalam nikel matte dihilangkan, meninggalkan nikel dalam bentuk oksida nikel.

5. Proses Mond: Oksida nikel dilarutkan dalam asam sulfat, dan proses Mond digunakan untuk menghilangkan sebagian besar zat pengotor, seperti besi dan tembaga, meninggalkan larutan nikel.

6. Elektrodeposisi Nikel: Nikel larutan kemudian mengalami elektrodeposisi, di mana nikel ditempelkan pada elektroda yang positif, sementara air teroksidasi menjadi oksigen di elektroda yang negatif. Proses ini menghasilkan logam nikel murni.

7. Raffinasi Nikel: Untuk menghasilkan nikel yang sangat murni, nikel mungkin melewati proses raffinasi tambahan, seperti proses Mond ketiga, penghilangan kadmium, dan pemurnian tambahan.

Dampak Lingkungan dari Proses Nikel

Meskipun nikel adalah logam yang penting dalam banyak aplikasi industri, proses pengolahan nikel dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan. Beberapa dampak lingkungan yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pencemaran Udara: Proses peleburan nikel dan produksi nikel matte dapat menghasilkan emisi gas beracun seperti sulfur dioksida (SO2) dan partikel-partikel debu. Emisi ini dapat merusak kualitas udara dan berpotensi merusak kesehatan manusia.

2. Pencemaran Air: Aktivitas pertambangan nikel dan proses pengolahan bijih dapat mencemari sumber air dengan limbah beracun, termasuk senyawa nikel dan logam berat seperti kadmium dan merkuri.

3. Kerusakan Ekosistem: Penambangan nikel seringkali melibatkan deforestasi dan kerusakan habitat alami. Ini dapat berdampak pada keanekaragaman hayati di daerah-daerah tersebut.

4. Dampak Terhadap Komunitas Lokal: Pertambangan nikel dapat mempengaruhi komunitas lokal, baik positif maupun negatif. Dalam beberapa kasus, industri nikel dapat menciptakan lapangan kerja dan kontribusi ekonomi, tetapi juga dapat menghadirkan risiko kesehatan dan dampak sosial negatif.

5. Pengelolaan Limbah: Pengelolaan limbah dari industri nikel sangat penting untuk menghindari pencemaran lingkungan. Perusahaan pertambangan dan pabrik pengolahan nikel harus memiliki sistem pengelolaan limbah yang efektif dan mematuhi regulasi lingkungan yang berlaku.

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami