Jadi Raja AI China Borong Chip GPU Nvidia 14 Trilyun
China Segera Menjadi Raja AI dengan kapabilitas Terbesar di Dunia

Teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi topik hangat sejak akhir 2022 lalu berkat munculnya ChatGPT. China dan Amerika Serikat (AS) yang tengah ‘panas’ pun agak bersaing untuk menjadi ‘raja AI’.
Untuk mengembangkan model AI, dibutuhkan sumber daya yang besar dan ‘mahal’. Raksasa teknologi bisa mencontohkan Microsoft yang menjalin kerja sama dengan OpenAI, perusahaan riset teknologi AI yang membuat ChatGPT.
Namun, langkah itu tak mengambil China. Raksasa teknologi China ByteDance lebih memilih mengembangkan AI sendiri dari nol.
Untuk itu, ByteDance telah mengamankan pesanan chip GPU dari Nvidia senilai US$ 1 miliar (Rp 14,8 triliun), dikutip dari Gizmochina , Senin (19/6/2023)
Angka tersebut mendekati total penjualan GPU oleh Nvidia di China sepanjang tahun lalu. Sebagai informasi, chip GPU memang menjadi salah satu komponen krusial dalam pengembangan AI.
Seiring perkembangannya, AI membutuhkan daya komputasi yang cepat. GPU dari Nvidia cocok untuk menjalankan pemrosesan secara paralel, sehingga dapat menjalankan banyak tugas secara simultan.
Sebelumnya, Senator AS telah menerbitkan RUU tentang AI. Salah satu poinnya untuk membentuk lembaga khusus yang menganalisa kompetisi global dalam pengembangan AI.
Tujuannya agar AS tetap menjadi ‘raja AI’ dan tak tergantikan oleh China. “Kita tak boleh kalah di sektor teknologi strategis seperti semikonduktor, komputasi kuantum, dan AI. Jangan sampai kalah dengan China,” kata Senator Michael Bennet dari Demokrat.
Tensi Perang Chip Agak Turun
Tensi Perang Chip China Amerika mulai menurun setelah kedatangan Bil Gates dan Blinken.
Dalam kunjungan Bill Gates ke Beijing, pendiri Microsoft tersebut dan Presiden China Xi Jinping sempat berdiskusi soal kecerdasan buatan (AI). Xi menyatakan membuka pintu bagi teknologi AI dari AS untuk dibawa ke China. Selain itu, Xi dan Gates juga membahas perkembangan bisnis Microsoft di China.
Gates mundur dari dewan komisaris Microsoft pada 2020. Ia meninggalkan perusahaan yang ia dirikan agar bisa fokus dalam aktivitas filantropi global dalam urusan kesehatan, pendidikan, dan perubahan iklim.
Microsoft adalah salah satu perusahaan yang agresif menggarap teknologi AI secara komersial. Perusahaan yang berbasis di Seattle tersebut juga mengucurkan miliaran dolar AS ke OpenAi, perusahaan di balik robot kecerdasan buatan ChatGPT.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Bill Gates, Jumat (16/6/2023). Kunjungan tersebut adalah yang pertama bagi Gates ke China dalam empat tahun dan termasuk pertemuan langka antara kepala negara Tirai Bambu dan pemimpin bisnis asing.
Pertemuan ini dilakukan setelah yayasan Gates, Bill and Melinda Gates Foundation, memberikan US$ 50 juta (Rp 750 miliar) untuk membantu China memerangi penyakit, khususnya malaria dan TBC.
Yayasan Gates sendiri mengumumkan akan memperbarui kolaborasi dengan Institut Penemuan Obat Kesehatan Global (GHDDI), sebuah kelompok berbasis di Beijing yang didirikan oleh Gates, pemerintah kota Beijing dan Universitas Tsinghua.
Keduanya disebut saling memuji dalam pertemuan itu. Xi Jinping menyebut Gates “teman lama”.
“Anda adalah teman pertama Amerika yang saya temui di Beijing tahun ini,” kata Xi kepada Gates di Beijing, menurut People’s Daily yang dikelola pemerintah, dimuat AFP.
“Kami selalu menaruh harapan kami pada rakyat Amerika, dan mengharapkan persahabatan yang berkelanjutan antara rakyat kedua negara,” tambah Xi.
Gates sendiri, dalam pernyataan China memuji negeri itu dalam upaya menangani pandemi Covid-19. Termasuk, memberikan contoh yang baik bagi dunia.
“Kami selalu melakukan percakapan yang hebat dan kami akan memiliki banyak topik penting untuk didiskusikan hari ini,” kata Gates dalam rekaman yang dibagikan CCTV.
“Saya sangat kecewa saya tidak bisa datang selama empat tahun terakhir ini, jadi sangat menyenangkan bisa kembali,” tulisnya.