Pengetahuan kayuPertukangan Kayu

Mengenal Cacat Kayu dan Penyebab Cacat Kayu

Mengenal Cacat Kayu dan Penyebab Cacat Kayu. Kayu merupakan salah satu produk material alami yang mempunyai beragam sifat dan karakter tergantung pada jenis kayu. Ada beberapa jenis kecacatan pada kayu yang sangat umum dijumpai. kecacatan pada kayu ini sebaiknya dihindari untuk menghindari kegagalan konstruksi atau kecacatan pada produk akhir dari kayu. Cacat kayu selain mempengaruhi mutu juga berdampat kepada kekuatan kayu. Oleh karena itu biasanya mutu kayu dibagi menjadi beberapa grade atau kualitas misalnya Grade A, Grade B, Grade C dan sebagainya.

 

Cacat kayu alami (natural defect)

Cacat kayu bawaan ini tumbuh pada saat pohon tumbuh, karena lokasi tempat tumbuh yang menyebabkan kayu mempunyai kandungan bahan kimia tertentu, atau karena penyakit kayu tersebut.

 

  • Cacat puntir

Cacat karena kayu tumbuh dalam posisi terpilin. Cacat ini dapat dilihat dari bentuk log yang terpilin.Pada umumnya pada waktu tumbuhnya banyak terkena tekanan angin pada satu sisi saja (berputar). Kayu ini tidak dapat dipakai untuk bahan baku produk yang bermutu tinggi.

 

  • Alur minyak

Yaitu garis-garis alur minyak pada kayu jati yang berwarna abu-abu muda kecoklatan atau kebiruan kemudian menjadi garis-garis hitam atau berwarna gelap setelah proses pengeringan kayu. Proses ini tidak dapat dicegah.

 

  • Cacat doreng

Garis-garis atau bercak-bercak hitam pada kayu jati yang tumbuh karena penyakit alami. Cacat ini bukan cacat noda warna (discoloursation) melainkan cacat alami. Cara memilih atau melihat yaitu pada penampang bontos log. Bila pada lingkaran tahunnya terlihat bercak-bercak hitam atau coklat tua seperti berkas-berkas basah air, berarti log tersebut mempunyai cacat doreng.

Baca Juga:  Memilih Dinamo untuk Table Saw

 

 

Cacat Kayu Karena Proses Penebangan

Pada saat penebangan, sering terjadi log membentur log lain. Benturan ini menyebabkan log memar atau pecah didalam. Pecahan-pecahan halus ini tampak jelas setelah proses pengeringan atau pada saat proses akhir tampak jelas setelah proses pengeringan atau pada saat proses akhir (finishing). Pada waktu proses penggergajian, dituntut kejelian untuk menghindari kayu yang cacat tersebut.

Selain itu proses penanganan kayu log (Log Treatment), ujung bontos sebaiknya diolesi dengan cat pelindung atau penutup pori-pori sehingga proses evaporasi pada bontos dapat dihambat. Tujuan ini untuk mencegah terjadinya retak-retak rambut (hairline Cracks) atau pecah ujung (End Cheeks).

 

  • Cacat penggergajian

Cacat penggergajian biasanya penggergajian yang dilakukan dengan sistem tangensial (flat Sawn) ini akan menyebabkan penyusutan kayu tidak sama pada satu sisi sehingga terjadi terjadi baling (diamonding). Biasanya terjadi setelah proses oven.Bentuk baling ini dapat diatasi dengan meluruskan kembali melalui penggergajian atau penyerutan ke 4 sisinya (moulding).

 

 

Cacat Kayu Karena Proses Pengeringan

Setiap proses pengeringan selalu memiliki resiko kerusakan atau cacat pengeringan. Resiko inilah yang harus ditekan sekecil mungkin.

Cacat pengeringan kayu dapat terjadi karena :

  1. Mesin dan teknologi pengeringan.
  2. Kemampuan operator oven.
  3. Kondisi kayu sebelum diproses.

 

  • Retak ujung dan permukaan (end and surface checks).

Retak ujung dan permukaan, serta retak rambut dapat terjadi bila kelembaban udara dalam ruang tidak diperhatikan pada saat oven mulai beroperasi. Pada saat permukaan kayu mengering, bagian luar kayu mulai menyusut, tetapi bagian dalam kayu masih basah, akibatnya, terjadi tegangan dan retak-retak pada permukaan, atau ujung kayu. Pencegahannya dengan mengoleskan oli pada ujung kayu atau menggunakan resin urea atau polyethiline glycol kayu cacat retak rambut tidak dapat dipakai untuk yang dicat, karena bagian yang retak akan merusak permukaan cat pada saat kayu kembang susut oleh udara sekitar.

Baca Juga:  Mengenal Jenis Rotan Sebagai Bahan Furniture Kelas Dunia

 

  • Pengerasan kayu (case harduehing).

Pengerasan kayu disebabkan oleh tingginya kadar air dalam kayu pada saat sebelum mulai dikeringkan dan sangat cepatnya proses pengeringan kayu.Permukaan kayu akan mencapai titik keseimbangan lebih cepat daripada bagian dalam kayu, sehingga permukaan kayu mulai menyusut.

 

Penyusutan permukaan menyebabkan tegangan pada permukaan kayu dan menyebabkan retak. Sebaliknya, bila permukaan kayu tetap elastis dan tidak timbul cacat retak permukaan, proses evaporasi pada kayu (inti) terhambat. Sel-sel permukaan kayu yang kering akan menutup jalan air sel bagian dalam kayu keluar kepermukaan. Bila proses pengeringan ini diteruskan, bagian luar kayu akan mengeras dan kedap. Sehingga timbul pengeringan kayu (case Hardening).

 

  • Retak dalam (Honey Combing)

Cacat retak dalam adalah cacat akibat kesalahan pengendalian mesin pengering, tetapi cacat ini dapat dihindarkan. Keadaan ini adalah kelanjutan dari cacat pengerasan bagian luar (case hardening). Bila kesalahan pengendalian mesin tidak cepat diatasi, kayu menjadi kering dan cacat retak-retak. Cacat retak dalam tidak dapat diperbaiki dan kayu tidak dapat dipakai.

Baca Juga:  Barecore, Proses Pembuatan Barecore dan Harga Eksport Barecore

 

  • Perubahan bentuk (distorsi)

Perubahan bentuk pada papan atau pada balok saat pengeringan kayu adalah normal dan tidak mutlak kesalahan pengeringan kayu. Namun merupakan suatu keharusan untuk menekan perubahan bentuk ini sekecil mungkin dengan menggunakan mesin pengering. Tegangan dalam kayu dapat dihilangkan melalui pengaturan oven. Perubahan-perubahan bentuk kayu yang mungkin terjadi adalah melengkung (bowing), cekung (cupping) dan memuntir (twisting). Perubahan bentuk ini disebabkan oleh tidak meratanya prosentasi penyusutan bagian-bagian kayu. Perbedaan penyusutan selalu terjadi karena perbedaan arah pemotongan kayu (tangensial, radial dan aksial).

 

  • Cacat Kadar Air tidak Merata

Seringkali hasil proses pengeringan tidak merata kadar airnya, terutama pada bagian tengah tumpukan kayu masih basah. Sebab utama adalah tidak meratanya distribusi panas keseluruhan bagian kayu.

Yang perlu diperiksa adalah :

  1. Apakah kipas-kipas (Fans Impeller) masih bekerja dengan baik.
  2. Pengaturan susunan ketebalan kayu.
  3. Kecepatan sirkulasi udara panas dan pengarahan sirkulasi.

 

  • Perubahan Warna Kayu

Perubahan warna kayu dapat berupa perubahan warna total atau berupa noda-noda udara, yang sedikit banyak juga sampai kedalam kayu. Noda-noda warna pada permukaan kayu masih dapt dihilangkan dengan cara menyerut kayu, tetapi perubahan warna yang sampai kedalam, sulit dihilangkan.

Sebab-sebab utama perubahan warna karena temperatur atau uap yang tinggi, dan menyebabkan zat tamin kayu beraksi, sehingga terjadi proses oksidasi yang menyebabkan warna kayu berubah. Temperatur yang tinggi lebih banyak berpengaruh pada perubahan warna daripada menurunkan kadar air dengan cepat.

 

Source: www.vedcmalang.com

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami