Pengeringan Kayu, Panduan Teknis Pengeringan Kayu dengan Kiln Dryer

Pengeringan Kayu, Panduan Teknis Pengeringan Kayu dengan Kiln Dryer. Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan tanpa menurunkan kualitas kayu tersebut.
- Membebaskan kayu dari serangan jamur.
- Menstabilkan dimensi kayu, sehingga kayu tidak akan lagi mengalami perubahan bentuk, retak maupun pecah.
- Menjadikan warna kayu lebih cerah/terang.
- Rendemen produk berkualitas baik meningkat.
- Memudahkan kayu untuk dicat dan dipelitur (finishing).
Syarat Teknik Pengeringan Kayu
- Cukup energi panas
- Cukup kelembaban
- Sirkulasi udara
Kadar Air Keseimbangan
Dasar penentuan kekeringan kayu adalah dengan mempertimbangkan KA.k tempat tujuan produk kayu nantinya, agar dimensi kayu tetap stabil selama pemakaian. Nilai kadar air untuk setiap tujuan penggunaan kayu dapat dilihat pada Tabel Dibawah
Kadar Air | Tujuan Pemakaian |
20% | Kayu terhindar dari serangan jamur pewarna dan bubuk kayu basah |
17%-16% | Pintu luar, alat pertanian, kursi kebun |
15% | Kayu untuk kegunaan umum |
13%-11% | Mebel kayu, pintu dalam ruangan yang kadang dipanasi /berpendingin |
12%-10% | Produk kayu dan lantai kayu dalam ruangan yang terus menerus dipanasi atau berpendingin |
10%-9% | Produk kayu yang dekat dengan sumber panas atau berpendingin |
9%-7% | Lantai kayu yang di atasnya ada pemanas |
5%-7% | Peralatan musik |
Teknik Pengeringan Kayu
Pelaksanaan pengeringan meliputi kegiatan persiapan, pengamatan proses pengeringan dan pencegahan cacat.
Persiapan pengeringan kayu
Sticker atau ganjal sebaiknya dibuat dari kayu sejenis dengan kayu yang akan dikeringkan, lurus, bebas mata kayu, kering dan awet agar kayu dapat mengering tanpa mengalami cacat bentuk dan noda warna. Agar sirkulasi udara dapat bebas dan merata, maka tumpukan diberi ganjal pembatas dengan tumpukan di atasnya dan harus ada ruang kosong antara kayu dengan dinding dan langit-langit ruang pengering.
Tebal Kayu (cm) | Tebal Ganjal (cm) | Jarak Antar Ganjal (cm) |
2 | 2 | 30-50 |
2,5 | 2,5 | 30-50 |
3 | 2,5 | 60 |
4 | 3 | 60 |
5 | 3,5 | 60 |
6 | 3,5 | 90 |

Apabila terdapat keterbatasan alat kerja, penumpukan bisa dilakukan langsung di dalam ruang pengering secara manual.
Proses Pengeringan Kayu
Jika kayu tahan terhadap panas, setelah kadar air mencapai di bawah 20%, suhu bisa dinaikkan hingga 80°C atau lebih. Yang penting diperhatikan adalah menjaga kualitas kayu hingga level MC memenuhi syarat. Untuk itu selama proses pengeringan perlu pengawasan selama 24 jam.
Untuk memudahkan pengontrolan suhu dalam ruangan, dapat digunakan alat thermocouple yang bisa dipasang diluar ruangan. Bila suhu ruangan terlalu kering, maka perlu segera dilakukan penyemprotan dengan air. Demikian pula bila panas ruangan tidak terpenuhi di musim hujan atau di malam hari, bisa dinyalakan tungku. Suhu tungku yang diinginkan dapat dicapai dan dipertahankan dengan cara mengatur volume bahan bakar atau besar kecilnya pengapian tungku.
Untuk mendapatkan data yang akurat, hasil pengukuran kadar air akhir pengeringan menggunakan alat dibandingkan juga dengan hasil pengukuran menggunakan metode oven.
Cacat pengeringan kayu dan pencegahannya
Kegiatan ini dilakukan sebelum kayu dikeringkan. Selama pengeringan, suhu dan kelembaban ruangan selalu dipantau agar tidak terjadi perubahan suhu dan kelembaban yang tidak terkendali. Untuk jenis-jenis kayu yang peka terhadap jamur, supaya dikeringkan sesegera mungkin menggunakan suhu minimum 55 C.
Penanganan Setelah Pengeringan Kayu
Kayu yang sudah kering bila ditempatkan di lingkungan luar yang tidak terlindungi dari curah hujan dan panas atau penempatannya di atas lantai yang tergenang air, lama kelamaan kadar airnya akan naik kembali. Oleh karena itu, penanganan terhadap kayu yang telah dikeringkan perlu dilakukan secara hati-hati agar kualitasnya tetap terjaga.
- Kayu kering setelah keluar ruang pengeringan harus diletakkan di area yang terlindung dari panas dan hujan. Jangan disatukan dengan tumpukan kayu basah karena akan menyerap air kembali.
- Cara menumpuk kayu kering sama seperti cara menumpuk kayu ketika proses pengeringan berlangsung
- Atap bangunan terbuat dari seng dan terdapat dinding dengan ventilasi udara yang baik.
- Sirkulasi udara dijaga agar tetap merata dan akan lebih baik lagi kalau terdapat fan/kipas di dalam bangunan tersebut.
- Apabila penyimpanan dilakukan di musim penghujan, maka sebaiknya didalam bangunan dipasang alat pemanas ruangan.
- Menutupi permukaan kedua ujung sortimen dengan flinkut,lilin, atau cat agar air tidak masuk kembali melalui kedua ujung tersebut.
- Kayu olahan yang akan diekspor, dibungkus rapat dengan bahan atau plastik yang kedap air.