Keawetan Kayu, Kelas Awet Kayu, dan Metode Pengawetan Kayu
Apakah keawetan kayu itu? Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu tertentu terhadap berbagai faktor perusak kayu. Biasanya yang dimaksud adalah daya tahan terhadap faktor perusak biologis, misalnya jamur, serangga (terutama rayap dan bubuk kayu kering), dan binatang laut.
Dengan demikian, istilah”keawetan kayu”secara umum mengacu pada daya tahan kayu terhadap organisme tersebut. Secara sederhana, berdasarkan pada perkiraan lama pe
makaian kayu pada berbagai keadaan dan ketahanannya terhadap rayap dan bubuk kayu kering, di lndonesia berlaku lima kelas awet, yaitu kelas I yang paling awet sampai kelas V yang paling tidak awet.
Uraian | Kelas Awet | ||||
I | II | III | IV | V | |
Selalu berhubungan dengan tanah lembab | 8 TH | 5 TH | 3 TH | Sangat Pendek | Sangat Pendek |
Cuma dipengaruhi cuaca, pendek sangat pendek, tetapi dijaga supaya tidak terendam air dan tidak kekurangan udara | 20 th | 15 th | 21 th | bbrp tahun | Sangat Pendek |
Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembap, dan tidak kekurangan udara | tak terbatas | tak terbatas | sangat lama | bbrp tahun | Pendek |
ldem, tetapi dipelihara dengan baik dan dicat dengan teratur | tak terbatas | tak terbatas | tak terbatas | 20 th | 20 th |
Serangan rayap tanah | Tidak | Jarang | Cepat | Sangat Cepat | Sangat Cepat |
Serangan bubuk kayu kering | Tidak | Tidak | Hampir Tidak | Tidak Berarti | Sangat Cepat |
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen
Kehutanan Rl 1 996
Daritabel tersebut, dapat dilihat juga bahwa selain faktor biologis, terdapat faktor lain yang memengaruhi keawetan kayu.Yang jelas terlihat adalah tempat kayu tersebut dipakai.
Kayu yang awet jika dipakai di bawah atap, belum tentu akan awet bila dipakai di luar dan berhubungan dengan tanah lembap. Kayu yang dipakai di daerah pegunungan, tinggi keawetannya akan berkurang jika dipakai di dataran rendah. Demikian juga, kayu yang awet di Amerika Utara belum tentu akan tahan lama jika dipakai di daerah tropis.
Keawetan kayu menjadi faktor utama penentu penggunaan kayu dalam konstruksi. Bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu, penggunaannya tidak akan berarti bila keawetannya rendah. Suatu jenis kayu yang tidak memiliki bentuk dan kekuatan yang baik untuk konstruksi bangunan tidak akan bisa dipakai bila konstruksi tersebut akan berumur beberapa bulan saja, kecuali jika kayu tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan baik.
Oleh karena itu, dikenal apa yang disebut dengan kelas pakai, yaitu komposisi antara kelas awet dan kelas kuat, dengan kelas awet dipakai sebagai penentu kelas pakai. Jadi, meskipun suatu jenis kayu memiliki kelas kuat yang tinggi, kelas pakainya akan tetap rendah jika kelas awetnya rendah.
Di daerah tropis, tempat organisme perusak kayu dapat hidup dan berkembang biak dengan subur. Keawetan kayu menjadi lebih penting lagi artinya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai keawetan kayu dan berbagai faktor yang memengaruhinya menjadi hal yang utama.
Seperti telah diutarakan sebelum ini, selain faktor biologis, keawetan kayu dipengaruhi pula oleh faktor lain, seperti kandungan zat ekstraktif, umur pohon, bagian kayu dalam batang, kecepatan tumbuh, dan tempat kayu tersebut digunakan.
Selain itu, faktor suhu, kelembapan udara, dan faktor fisik lainnya akan ikut memengaruhi kegiatan organisme perusak kaYu tersebut. Untuk meningkatkan keawetan kayu, orang sering melakukan tindakan pengawetan. Tindakan ini biasanya dilakukan secara kimiawi. Namun, sebelum dilakukan tindakan pengawetan apa pun terhadap suatu jenis kayu, sebaiknya harus dipertimbangkan perlu tidaknya tindakan itu dilakukan, dengan mengetahui keawetan kayu terlebih dahulu. Kayu yang sudah awet tidak perlu diawetkan lagi. Hal ini untuk menghindari pemborosan yang tidak perlu.