Pengertian Voltase (Tegangan), Rangkaian dan Jenis Voltase
Perbedaan Voltase Listrik AC dan DC beserta Cara mengukurnya

Voltase atau tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam sebuah rangkaian listrik yang menghasilkan aliran arus listrik. Voltase diukur dalam satuan volt (V) dan diberikan oleh perbandingan antara energi listrik yang dibawa oleh muatan listrik pada setiap coulomb dan jumlah coulomb muatan listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik.
Voltase sangat penting dalam dunia elektronik dan listrik karena dapat mengontrol aliran arus listrik dan memastikan bahwa perangkat elektronik bekerja dengan benar. Selain itu, tegangan juga digunakan untuk mengukur kapasitas baterai dan daya listrik yang dikeluarkan oleh sumber daya listrik.
Jenis Rangkaian yang Berpengaruh pada voltase listrik
Ada beberapa jenis rangkaian yang berpengaruh pada voltase listrik, di antaranya:
- Rangkaian seri: Rangkaian seri adalah rangkaian di mana komponen-komponennya tersusun dalam satu jalur atau urutan. Dalam rangkaian seri, voltase yang diberikan pada masing-masing komponen adalah sebesar bagian dari voltase total yang diberikan pada rangkaian. Jadi, semakin banyak komponen yang terhubung dalam rangkaian seri, semakin kecil voltase yang diberikan pada masing-masing komponen.
- Rangkaian paralel: Rangkaian paralel adalah rangkaian di mana beberapa komponen terhubung dengan jalur yang berbeda, tetapi ujung-ujungnya terhubung pada dua titik yang sama. Dalam rangkaian paralel, voltase yang diberikan pada masing-masing komponen adalah sama dengan voltase total yang diberikan pada rangkaian. Jadi, semakin banyak komponen yang terhubung dalam rangkaian paralel, semakin besar voltase yang diberikan pada masing-masing komponen.
- Rangkaian campuran: Rangkaian campuran adalah kombinasi dari rangkaian seri dan paralel. Dalam rangkaian campuran, voltase yang diberikan pada masing-masing komponen tergantung pada konfigurasi rangkaian tersebut.
- Rangkaian dengan sumber arus DC: Dalam rangkaian dengan sumber arus DC (Direct Current), voltase listriknya bersifat konstan. Voltase pada setiap komponen dalam rangkaian akan sama dengan voltase sumber arus DC.
- Rangkaian dengan sumber arus AC: Dalam rangkaian dengan sumber arus AC (Alternating Current), voltase listriknya berubah secara periodik. Voltase pada setiap komponen dalam rangkaian tergantung pada fase dan amplitudo arus listrik yang diberikan.
Perbedaan Voltase DC dan AC
Perbedaan antara voltase DC (Direct Current) dan AC (Alternating Current) adalah sebagai berikut:
- Arah Arus: Pada voltase DC, arus listrik mengalir hanya dalam satu arah atau polaritas. Sedangkan pada voltase AC, arus listrik mengalir bolak-balik atau bergantian arah dalam siklus periodik.
- Nilai Tegangan: Pada voltase DC, nilai tegangan listriknya konstan dan tidak berubah selama aliran listrik berlangsung. Sedangkan pada voltase AC, nilai tegangan listriknya berubah-ubah dan berosilasi dalam siklus periodik. Nilai maksimum dari tegangan AC dikenal sebagai nilai puncak (peak value), sedangkan nilai rata-rata dari tegangan AC dikenal sebagai nilai efektif (RMS value).
- Penggunaan: Voltase DC biasanya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan tegangan listrik yang konstan, seperti pada baterai, regulator tegangan, dan elektronik digital. Sedangkan voltase AC biasanya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan tegangan listrik yang dapat diubah-ubah dan bergantian arah, seperti pada sistem tenaga listrik, motor listrik, dan peralatan rumah tangga.
- Distribusi Tegangan: Tegangan DC tidak dapat didistribusikan jarak jauh karena nilai tegangannya akan menurun secara signifikan. Sedangkan tegangan AC dapat didistribusikan jarak jauh dengan menggunakan transformator untuk menyesuaikan nilai tegangan sesuai dengan kebutuhan.
- Keselamatan: Tegangan DC dianggap lebih aman daripada tegangan AC karena arus listriknya mengalir hanya dalam satu arah. Namun, tegangan DC yang sangat tinggi tetap dapat berbahaya bagi manusia. Tegangan AC dianggap lebih berbahaya karena arus listriknya bergantian arah dalam siklus periodik sehingga dapat menyebabkan serangan jantung dan kerusakan organ dalam jika terkena tegangan listrik yang tinggi.
Cara Mengukur Voltase Listrik
Untuk mengukur voltase, Anda dapat menggunakan alat yang disebut multimeter atau voltmeter. Berikut adalah cara mengukur voltase dengan menggunakan multimeter:
- Atur multimeter ke mode pengukuran voltase (V).
- Hubungkan ujung hitam (negatif) multimeter ke titik nol (ground) rangkaian atau ke titik negatif dari sumber listrik yang akan diukur.
- Hubungkan ujung merah (positif) multimeter ke titik yang akan diukur tegangan listriknya.
- Baca nilai voltase yang ditunjukkan pada display multimeter. Pastikan untuk membaca nilai pada satuan yang sesuai (misalnya volt atau milivolt).
- Setelah selesai mengukur, lepaskan probe atau kabel dari titik yang diukur dengan hati-hati untuk menghindari cedera atau kerusakan pada perangkat.
Penting untuk selalu memperhatikan keselamatan saat mengukur tegangan listrik, terutama pada voltase yang lebih tinggi. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan multimeter dengan benar dan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan listrik dan kacamata pelindung jika diperlukan.
Rumus Voltase Listrik
Rumus dasar untuk menghitung voltase dan arus adalah sebagai berikut:
- Rumus voltase (V) = arus (I) x hambatan (R) Rumus ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Hukum Ohm menyatakan bahwa voltase (V) yang diberikan pada sebuah konduktor berbanding lurus dengan arus (I) yang mengalir melalui konduktor tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan (R) dari konduktor tersebut.
- Rumus arus (I) = voltase (V) / hambatan (R) Rumus ini juga merupakan Hukum Ohm yang dapat diubah menjadi rumus untuk menghitung arus (I) jika nilai voltase (V) dan hambatan (R) sudah diketahui.
- Rumus daya (P) = voltase (V) x arus (I) Rumus ini menghitung daya (P) yang dihasilkan oleh sebuah sumber listrik dengan mengalikan nilai voltase (V) dan arus (I) yang mengalir pada rangkaian.
- Rumus hambatan (R) = voltase (V) / arus (I) Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung hambatan (R) dari sebuah konduktor jika nilai voltase (V) dan arus (I) sudah diketahui.
- Rumus impedansi (Z) = voltase (V) / arus (I) Rumus ini digunakan untuk menghitung impedansi (Z) dari rangkaian yang terdiri dari elemen-elemen seperti resistor, kapasitor, dan induktor. Impedansi (Z) menggambarkan besarnya hambatan dan reaktansi (resistansi akibat kapasitansi dan induktansi) dari rangkaian tersebut.