News

Indonesia Temukan Tambang Emas Superbesar 2 Miliar Ton Emas

Proses Penambangan Emas Modern Dilakukan?

PT Sumbawa Timur Mining (PT STM) selaku pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 tahun 1998 terus melakukan eksplorasi cadangan emas di tambang Onto, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin menyampaikan berdasarkan laporan perusahaan yang terakhir, proses kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut masih berlangsung. Terutama untuk memastikan peningkatan status sumber daya.

“Kalau dari press release nya yang terakhir memang April 2022 (2 miliar ton emas), jadi secara sumber daya belum ada peningkatan lagi, namun perusahaan masih melakukan kegiatan eksplorasi berupa pemboran untuk peningkatan status sumber daya,” kata dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (25/12/2022).

Wilayah tersebut memiliki total potensi sumber daya mineral tertunjuk sebesar 1,5 miliar ton dengan kadar 0,96% Tembaga dan 0,58 gram/total Emas dan total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 1 miliar ton dengan kadar 0,7% tembaga dan 0,5 g/t emas.

Presiden Direktur STM, Bede Evans mengatakan perkiraan potensi sumber daya mineral terbaru ini memperkuat optimisme perusahaan bahwa sumber daya mineral Onto memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama untuk menjadi sebuah operasi pertambangan tembaga kelas dunia.

Baca Juga:  Penggunaan Teknologi Kuantum untuk Pertanian

“Peningkatan potensi sumber daya mineral Onto sebesar 0,4 Miliar ton adalah hasil dari kerja keras dan komitmen tim di Proyek Hu’u selama dua tahun terakhir. Perkiraan terbaru ini juga telah memberikan optimisme bagi para pemegang saham STM dan seluruh tim STM,” kata dia dalam konferensi pers yang dikutip, Sabtu (23/4/2022).

Sampai saat ini, secara total, STM telah menyelesaikan 108 lubang bor dengan total kedalaman 115.591 meter di dalam kawasan KK di Onto dan prospek lain sejak eksplorasi dimulai pada tahun 2010.

Untuk diketahui, potensi sumber daya mineral Onto merupakan bagian dari Proyek Hu’u milik STM yang merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 yang ditandatangani Pemerintah pada 19 Februari 1998, berlokasi di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Saham STM secara mayoritas dimiliki oleh Vale S.A. (80%), melalui Eastern Star Resources Pty Ltd, dan sisanya dimiliki oleh PT Antam Tbk (20%).

Baca Juga:  Apa Itu USB? Cara Kerja, Tipe, Kelebihan dan Kelemahan USB

Proses Penambangan Emas Modern

Dalam pengolahannya, proses penambangan emas yang modern di masa sekarang terbagi menjadi dua proses utama yaitu, proses hidrometalurgi dan proses pirometalurgi. Proses hidrometalurgi adalah pengolahan emas dengan memanfaatkan senyawa kimia. Proses ini dilakukan dengan 3 tahapan yakni pelindian, pemekatan dan yang terakhir pengambilan.

Untuk tahap pelindian akan dilakukan proses pemisahan emas dengan kotoran dengan mencampurkan senyawa kimia khusus. Nantinya emas dengan batuan lainnya akan terpisah secara otomatis, setelah diberikan senyawa kimia ini. Kemudian untuk tahapan pemekatan, akan dilakukan  proses penyaringan emas dengan tingkat kemurnian tertentu, dengan menaikkan dosis senyawa kimia yang dicampurkan. Sedangkan pada tahap pengambilan atau tahapan akhir, akan dilakukan pengumpulan emas murni yang telah diseleksi sebelumnya.

Adapun proses pirometalurgi merupakan metode pengolahan emas yang dilakukan dengan memfokuskan pada pemberian suhu panas dari proses pembakaran. Terdapat 5 tahapan yang dijalankan pada proses pirometalurgi, yaitu tahapan pengeringan, kalsinasi, pemanggangan, peleburan dan yang terakhir pemurnian.

Baca Juga:  Berbagai Tipe dan Jenis Drone Tempur Iran, Terbanyak di Dunia

Pada tahapan pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan batuan campuran emas ke dalam alat yang bersuhu 120 derajat celcius, dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air yang masih tersimpan.

Kemudian di tahap kalsinasi, emas dikerjakan menggunakan tungku khusus, yang bertujuan untuk melakukan dekomposisi atas panas batuan campuran emas yang telah diproses sebelumnya. Ketiga, di tahap pemanggangan dilakukan dengan batuan senyawa kimia.  Pada tahapan ini suhu pemanggangan disesuaikan dengan titik didih emas, sebab suhu harus berada di bawah titik didih material terkait agar tidak merusak kondisinya.

Selanjutnya, di tahap peleburan akan terjadi proses yang melelehkan semua jenis batuan yang telah diproses sebelumnya. Pada saat peleburan suhu justru harus berada di atas titik didih material, agar bisa dilelehkan dengan sempurna. Terakhir adalah tahapan pemurnian, di mana  emas murni dan batuan yang dianggap pengotor dipisahkan secara sempurna. Untuk diketahui,proses pemurnian ini tidaklah menggunakan tenaga manual, melainkan masih berbasis temperatur panas.

 

Sumber: CNB Indonesia, Metalugiscience, Ilmu Tambang

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami