News

Fokus Untuk Industri Pertahanan, Indonesia Tetapkan 47 Mineral Kritis

Apa Manfaat Mineral Kritis?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah menetapkan 47 jenis komoditas tambang dalam klasifikasi mineral kritis.

Hal ini dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM No.296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis. Menteri ESDM Arifin Tasrif menetapkan Keputusan Menteri ini pada 14 September 2023.

Mengapa 47 komoditas tambang tersebut diklasifikasikan sebagai mineral kritis?

Kepmen ini menyebut, keputusan ini dibuat dengan menimbang “bahwa untuk menjamin pasokan bahan baku mineral bagi industri strategis di dalam negeri dan meningkatkan perekonomian pertahanan dan keamanan nasional, perlu menetapkan kriteria dan klasifikasi mineral yang tergolong sebagai mineral kritis.”

Mineral kritis adalah bahan yang memiliki ketergantungan yang tinggi dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam sektor pertahanan, dan pasokan yang tidak stabil atau terganggu dapat memiliki dampak serius pada keamanan nasional.

Keputusan Menteri ESDM ini memiliki enam poin penting. Adapun pada poin kedua disebutkan “Mineral Kritis sebagaimana dimaksud merupakan mineral yang mempunyai kegunaan penting untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara yang memiliki potensi gangguan pasokan dan tidak memiliki pengganti yang layak.”

Pada poin ketiga disebutkan:

Penetapan jenis komoditas yang tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU didasarkan atas kriteria:
a. mineral yang menjadi bahan baku dalam industri strategis nasional;
b. mineral yang memiliki nilai manfaat untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara;
c. mineral yang memiliki risiko tinggi terhadap pasokan; dan
d. mineral yang tidak memiliki pengganti yang layak.

Poin keempat disebut:

Penetapan jenis komoditas yang tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dapat digunakan sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk:
a. memberikan pengaturan tata kelola industri pertambangan mineral dan mineral ikutannya termasuk sisa hasil pengolahan dan/atau permurnian;
b. memberikan pengaturan tata niaga industri pertambangan mineral dan mineral ikutannya termasuk sisa hasil pengolahan dan/atau permurnian;
c. menjadi pertimbangan dalam penentuan kebijakan fiskal di bidang pertambangan mineral dan batu bara;
d. menjadi pertimbangan dalam kebijakan penetapan formula harga mineral acuan;
e. menjadi pertimbangan dalam kebijakan pengutamaan mineral untuk kebutuhan di dalam negeri;
f. menjadi pertimbangan dalam penerbitan perizinan berusaha di bidang pertambangan mineral dan batu bara;
g. menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan penyelidikan dan penelitian, dan atau
h. menjadi pertimbangan dalam peningkatan kewajiban pelaksanaan eksplorasi lanjutan bagi pemegang perizinan berusaha di bidang pertambangan mineral dan batu bara.

“Penetapan jenis komoditas yang tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU ditetapkan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat dilakukan reviu setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan,” bunyi poin kelima.

Baca Juga:  Peneliti Belanda Pecahkan Rekor Efisiensi Panel Surya Diatas 30%

Lantas, apa saja 47 komoditas tambang yang diklasifikasikan sebagai mineral kritis tersebut? Berikut daftar mineral kritis dan jenis komoditas tambangnya:

1. Aluminium, berasal dari komoditas tambang bauksit.
2. Antimoni, berasal dari komoditas tambang antimoni.
3. Barium, berasal dari komoditas tambang barit.
4. Berilium, berasal dari komoditas tambang berilium.
5. Besi, berasal dari komoditas tambang bijih besi, pasir besi.
6. Bismut, berasal dari komoditas tambang bismut.
7. Boron, berasal dari komoditas tambang boron.
8. Kadmium, berasal dari komoditas tambang cadmium.
9. Feldspar, berasal dari komoditas tambang feldspar.
10. Fluorspar, berasal dari komoditas tambang fluorspar.
11. Fosfor, berasal dari komoditas tambang fosfat.
12. Galena, berasal dari komoditas tambang galena.
13. Galium, berasal dari komoditas tambang galium.
14. Germanium, berasal dari komoditas tambang germanium.
15. Grafit, berasal dari komoditas tambang grafit.
16. Hafnium, berasal dari komoditas tambang hafnium.
17. Indium, berasal dari komoditas tambang indium.
18. Kalium, berasal dari komoditas tambang kalium.
19. Kalsium, berasal dari komoditas tambang kalsium.
20. Kobal, berasal dari komoditas tambang kobal.
21. Kromium, berasal dari komoditas tambang kromit.
22. Litium, berasal dari komoditas tambang litium.
23. Logam Tanah Jarang, berasal dari komoditas tambang logam tanah jarang.
24. Magnesium, berasal dari komoditas tambang magnesium.
25. Mangan, berasal dari komoditas tambang mangan.
26. Merkuri, berasal dari komoditas tambang sinabar.
27. Molibdenum, berasal dari komoditas tambang molibdenum.
28. Nikel, berasal dari komoditas tambang nikel.
29. Niobium, berasal dari komoditas tambang niobium.
30. Palladium, berasal dari komoditas tambang palladium.
31. Platinum, berasal dari komoditas tambang platina.
32. Ruthenium, berasal dari komoditas tambang ruthenium.
33. Selenium, berasal dari komoditas tambang selenium.
34. Seng, berasal dari komoditas tambang seng.
35. Silika, berasal dari komoditas tambang pasir kuarsa, kuarsit, kristal kuarsa.
36. Sulfur, berasal dari komoditas tambang belerang.
37. Skandium, berasal dari komoditas tambang skandium.
38. Stronsium, berasal dari komoditas tambang stronium.
39. Tantalum, berasal dari komoditas tambang tantalum.
40. Telurium, berasal dari komoditas tambang telurium.
41. Tembaga, berasal dari komoditas tambang tembaga.
42. Timah, berasal dari komoditas tambang timah.
43. Titanium, berasal dari komoditas tambang titanium.
44. Torium, berasal dari komoditas tambang torium.
45. Wolfram, berasal dari komoditas tambang wolfram.
46. Vanadium, berasal dari komoditas tambang vanadium.
47. Zirkonium, berasal dari komoditas tambang zirkon.

 

Mineral Kritis Pada Industri pertahanan

Manfaat mineral kritis untuk industri pertahanan sangat vital, mengingat peran penting yang dimainkan oleh mineral kritis dalam pengembangan dan pemeliharaan teknologi militer modern.

Baca Juga:  Proyek memperpanjang Umur dan Hidup Abadi Kian Mendekati Kenyataan

Mineral kritis adalah kelompok bahan yang penting dalam berbagai aplikasi industri, termasuk teknologi pertahanan. Bahan-bahan ini sering memiliki karakteristik unik yang membuat mereka tak tergantikan dalam berbagai aplikasi. Beberapa mineral kritis yang paling penting untuk industri pertahanan meliputi:

1. **Logam Tanah Langka (Rare Earth Elements – REE):** REE adalah kelompok 17 unsur kimia yang sangat penting dalam berbagai aplikasi teknologi militer, termasuk pembuatan sensor, komponen optik, dan pemprosesan sinyal. Mereka juga diperlukan dalam pembuatan baterai militer yang kuat dan ringan.

2. **Kobalt:** Kobalt digunakan dalam pembuatan baterai lithium-ion yang sangat efisien, yang merupakan komponen penting dalam berbagai perangkat militer, seperti kendaraan udara tak berawak (UAV) dan peralatan komunikasi militer.

3. **Tantalum:** Tantalum digunakan dalam pembuatan komponen elektronik, khususnya kapasitor tanta, yang diperlukan dalam peralatan komunikasi dan kendaraan militer.

4. **Niobium:** Niobium digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan kekuatan struktural yang tinggi, seperti kendaraan lapis baja dan peluncur roket.

5. **Indium:** Indium digunakan dalam pembuatan panel layar datar, yang digunakan dalam peralatan militer seperti komputer lapangan, monitor taktis, dan peralatan navigasi.

6. **Bismuth:** Bismuth digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan sifat-sifat termal dan nuklir yang unik, termasuk peralatan pemantau radiasi dan sensor suhu tinggi.

7. **Gallium:** Gallium digunakan dalam perangkat semikonduktor tingkat tinggi, yang diperlukan dalam berbagai aplikasi militer, termasuk radar, sistem pemantauan, dan komunikasi.

8. **Berilium:** Berilium digunakan dalam komponen yang membutuhkan kekuatan, ringan, dan ketahanan terhadap panas, seperti kendaraan militer dan pesawat tempur.

Manfaat mineral-mineral kritis ini untuk industri pertahanan sangat besar. Mereka digunakan dalam berbagai peralatan dan teknologi militer yang kritis untuk keberhasilan operasi pertahanan nasional. Berikut adalah beberapa manfaat utama mineral kritis dalam konteks industri pertahanan:

1. **Teknologi Militer yang Lebih Canggih:** Penggunaan mineral kritis memungkinkan pengembangan dan produksi teknologi militer yang lebih canggih dan efektif. Ini termasuk peralatan komunikasi canggih, sistem senjata presisi, kendaraan udara tak berawak, dan perangkat pemantauan yang lebih baik.

2. **Efisiensi Energi:** Mineral-mineral seperti kobalt dan litium memungkinkan pembuatan baterai yang lebih efisien dan kuat. Ini menghasilkan peralatan militer yang lebih tahan lama, dapat diandalkan, dan dapat dioperasikan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa perlu penggantian baterai.

3. **Keamanan dan Kekuatan Struktural:** Mineral seperti tantalum dan niobium digunakan dalam pembuatan komponen elektronik dan struktural yang kuat, yang penting dalam peralatan militer yang tahan terhadap tekanan dan kerusakan fisik.

4. **Sensor dan Pemrosesan Sinyal:** Mineral seperti logam tanah langka digunakan dalam pembuatan sensor dan komponen optik yang sangat sensitif. Ini penting dalam pengembangan sistem pemantauan, penginderaan, dan sensori yang dapat mendeteksi ancaman dan memberikan informasi yang akurat.

Baca Juga:  SU-75 ChekMate: Teknologi, Persenjataan, dan Fitur Unggulan

5. **Komunikasi dan Navigasi:** Mineral seperti indium digunakan dalam teknologi komunikasi dan navigasi militer. Ini termasuk pengembangan sistem komunikasi taktis dan navigasi yang dapat diandalkan dan akurat.

6. **Proteksi terhadap Ancaman Nuklir dan Radiasi:** Mineral seperti bismuth digunakan dalam peralatan pemantauan radiasi dan perlindungan terhadap ancaman nuklir. Ini penting dalam perlindungan personel militer dan peralatan terhadap bahaya radiasi.

 

Tantangan Pasokan Mineral Kritis

Saat ini, ada beberapa tantangan serius yang berkaitan dengan pasokan mineral kritis, terutama dalam konteks industri pertahanan. Beberapa tantangan utama meliputi:

1. **Ketergantungan pada Pasokan Global:** Banyak mineral kritis diperoleh dari negara-negara lain, terutama Tiongkok, yang menguasai sebagian besar produksi logam tanah langka. Ini membuat pasokan vulnerable terhadap perubahan kebijakan ekspor, konflik geopolitik, atau pembatasan pasokan.

2. **Harga yang Volatil:** Harga mineral kritis dapat sangat fluktuatif, terutama jika terjadi gangguan dalam pasokan global. Ini dapat menyebabkan lonjakan biaya produksi peralatan militer.

3. **Keterbatasan Cadangan Alam:** Beberapa mineral kritis memiliki cadangan alam yang terbatas. Penggunaan berlebihan atau eksploitasi yang tidak berkelanjutan dapat mengancam pasokan di masa depan.

4. **Dampak Lingkungan:** Eksploitasi mineral kritis sering kali memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Ini dapat menimbulkan pertimbangan etis dan ekologis.

Upaya untuk Menjamin Pasokan Stabil: Untuk mengatasi tantangan pasokan mineral kritis dan memastikan keberlanjutan industri pertahanan, ada beberapa upaya yang dapat diambil:

1. **Diversifikasi Pasokan:** Salah satu langkah utama adalah diversifikasi sumber pasokan mineral kritis. Negara-negara perlu mencari sumber alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada satu atau beberapa negara penghasil.

2. **Recycling dan Peningkatan Efisiensi:** Mengembangkan teknologi reciklimineral, dan meningkatkan efisiensi penggunaan mineral kritis dalam teknologi militer dapat membantu mengurangi tekanan terhadap pasokan.

3. **Inovasi Material:** Pengembangan bahan pengganti atau alternatif untuk mineral kritis dapat membantu mengurangi ketergantungan. Misalnya, pengembangan baterai tanpa kobalt atau bahan pengganti logam tanah langka.

4. **Kerja Sama Internasional:** Negara-negara dapat bekerja sama dalam mengelola pasokan mineral kritis dan membagi pengetahuan serta sumber daya untuk mengatasi masalah pasokan bersama-sama.

5. **Pengelolaan yang Berkelanjutan:** Melakukan eksploitasi mineral kritis dengan cara yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga pasokan jangka panjang. Ini termasuk mengurangi dampak lingkungan dan mengelola cadangan secara bijak.

6. **Keamanan Pasokan:** Meningkatkan keamanan pasokan mineral kritis menjadi perhatian utama dalam perencanaan pertahanan nasional. Ini dapat melibatkan pembentukan cadangan strategis dan langkah-langkah kebijakan untuk mengamankan pasokan dalam situasi darurat.

 

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami