Uncategorized

Kerajinan Kulit, Mengenal Kerajinan Kulit Sebagai Warisan Nusantara

Kerajinan Kulit, Mengenal Kerajinan Kulit Sebagai Warisan Nusantara. Cantik, unik, elegant, trendi, inovatif, hingga klasik… Berbagai gaya bisa dimunculkan dari produk kerajinan kulit, tergantung kreativitas dan ciri khas yang ingin diangkat dari para pelaku usaha produk kulit.

Materi atau bahan kulit (leather) baik itu kulit sapi dan domba dapat diolah menjadi produk pendukung fashion, juga fashion itu sendiri. Dengan kreativitas berbagai tekhnik pun digunakan untuk menghasilkan produk yang unik, inovatif dan modern. Yang antara lain adalah teknik anyaman dan tatah atau melukis diatas kulit.

Kulit merupakan hasil sampingan dari hewan yang dagingnya dikonsumsi. Kulit yang dimaksud harganya terjangkau dan lebih mudah didapatkan. Sebaliknya, kulit binatang yang dagingnya tak dikonsumsi harganya lebih mahal seperti kulit buaya, biawak dan sebagainya.

Malah, ada jenis binatang langka yang dilindungi dan dilarang untuk diburu misalnya gajah, buaya, harimau dan sebagainya. Kulit dari jenis binatang ini menjadi terlarang untuk diperjualbelikan tanpa izin dan dengan demikian termasuk langka.

Dari jenis hewan ternak kita jumpai sapi, kerbau, kuda, kambing, domba. Dari kelompok reptilia ada buaya, biawak, komodo, ular, kodok. Dari jenis hewan air ada ikan pari, ikan kakap, ikan tuna. Lalu, dari jenis unggas ada burung unta dan ayam.

Kulit sapi mudah didapat, karena dagingnya dikonsumsi masyarakat dan kulitnya banyak dibutuhkan dalam industri
kerajinan. Ada lagi kulit kerbau, tak banyak berbeda dengan kulit sapi, baik dalam ukuran, kekuatan, dan keuletan; hanya sedikit lebih tebal dari kulit sapi.

Ada pun kulit kambing juga banyak terdapat di Indonesia dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Kulit ini disukai para pengrajin kulit sebab dianggap mudah menggarapnya. Ada pula kulit domba, ukurannya yang agak kecil dan bentuknya memanjang, kulit domba tidak banyak berbeda dengan kulit kambing. Kulit ini pun mudah didapat di toko-toko kulit dalam aneka warna.

Baca Juga:  General Motor Investasi Besar untuk Mobil Listrik

Khusus kulit ikan pari, di Yogyakarta dijumpai sentra kerajinan kulit Pari Radja yang bermutu. Pari Radja memproduksi berbagai barang dan aksesoris berbahan kulit pari, seperti tas, dompet, sepatu, gelang, ikat pinggang, dan sebagainya dengan desain yang menarik serta model-model yang up to date.

Produk-produk Pari Radja telah tersebar ke sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Denpasar, dan Medan. Pari Radja juga menerima reparasi barang dan produk berbahan kulit pari dan kulit lainnya.

 

Proses Pengulitan

Bagaimana proses pembuatan kulit menjadi produk kulit? Pertama-tama tentu saja kita tak boleh mengambil kulit hewan tanpa didahului dengan prosesi penyembelihan hewan. Yang namanya pengulitan terhadap kambing dan domba dilakukan dengan posisi tubuh hewan yang telah disembelih itu digantung dengan kaki belakang di atas
dan kepala lebih rendah di bawah.

Pengulitan itu akan lebih mudah jika udara masuk ke bagian kaki, sehingga dapat melepaskan kulit dari fell (membran tisu konektif yang tebal yang menyeliputi karkas). Fell yang tetap menempel pada karkas dapat melindungi daging dan menghambat proses pengeringan.

Baca Juga:  LG Chem Target Kuasai 15% Pasar Baterai Mobil Listrik 2024

Nuhriawangsa (2003) menerangkan, pengulitan dimulai dari bagian lingkar kepala bawah disayat dan dilakukan pengulitan dengan menyayat pada garis pengulitan pada dada atas sampai ke empat kaki.

 

Proses Penyamakan Kulit Sebelum Jadi Kerajinan Kulit

Kulit segar (kulit yang baru ditanggalkan dari hewannya) yang disimpan tanpa proses pengawetan akan segera mengalami kerusakan. Kulit segar mudah busuk karena merupakan media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya mikroorganisme.

Kerusakan karena mikroorganisme ini akan berpengaruh terhadap kualitas kulit jadi, sehingga kulit perlu disamak agar tidak memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengawetan ini lazim disebut penyamakan.

Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Dalam Industri penyamakan ini, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit, yaitu proses pengerjaan basah (beam house), proses Penyamakan (tanning), dan penyelesaian akhir (finishing).

Kulit Mentah bahan Kerajinan

Masing-masing tahapan terdiri dari beberapa macam proses, setiap proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada umumnya memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis kulit jadi yang dikehendaki.

Adapun ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, ada beberapa macam penyamakan yaitu,

  • Penyamakan nabati (menggunakan kulit akasia, sagawe, tengguli, mahoni, kayu quebracho, eiken, gambir, teh, buah pinang, manggis, dll). Kulit jadi yang dihasilkan misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.
  • penyamakan mineral. Contohnya, bahan penyamak krom. Kulit yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulit suede, dll. Disamping itu ada pula bahan penyamak aluminium yang biasanya untuk menghasilkan kulit berwarna putih (misalnya kulit shuttle cock).
  • Penyamakan minyak. Yaitu, menggunakan minyak ikan hiu atau ikan lain; biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan misalnya, kulit berbulu tersamak, kulit chamois (kulit untuk lap kaca), dll.
Baca Juga:  Tesla Mulai Menjual Model 3 buatan China dengan Fitur Autopilot

Pada praktiknya untuk mendapatkan sifat fisik tertentu yang lebih baik, misalnya tahan gosok, tahan terhadap keringat dan basah, tahan bengkok, dll, biasanya dilakukan dengan cara kombinasi. Ada kalanya suatu pabrik penyamakan kulit hanya melaksanakan proses basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan dua tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus.

Dalam tahapan proses pengerjaan basah (beam house), misalnya, urut-urutannya mencakup perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembelahan (splitting), pembuangan kapur (deliming), pengikisan protein (bating), dan pengasaman (pickling). Semua itu sebelum memasuki tahapan proses penyamakan (tanning).

Penyamakan sendiri meliputi penyamakan (menggunakan bahan penyamakan nabati ataupun mineral), pengetaman (shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (khusus untuk kulit samak krom), pengecatan dasar (dyeing), peminyakan (fat liquoring), pelumasan (oiling), pengeringan, pelembaban (biasanya ditanam di serbuk kayu selama satu malam), peregangan dan pementangan, dan terakhir penyelesaian (finishing).

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami