Agregat Pengisi Beton, Jenis dan Kriteria Agregat dalam Konstruksi Beton

Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi beton yang melekat dengan bantuan pasta semen. Agregat terdiri dari agregat kasar dan agregat halus. Beberapa karaktersitik
agregat yang patut mendapat perhatian adalah porositas, distribusi gradasi dan ukuran, penyerapan kelembaban, bentuk dan tekstur permukaan, kekuatan pecah, modulus elastisitas, dan keberadaan zat-zat yang dapat merusak beton.
Agregat pengisi beton dapat dikategorikan menurut berat volumenya, asalnya, dan berat jenisnya. Menurut berat volumenya, agregat diklasifikasikan sebagi pasir dan kerikil, agregat ringan, dan agregat berat.
Pasir dan kerikil adalah agregat dengan berat volume 1520-1680 kg/m3, sedangkan agregat ringan memiliki berat volume kurang dari 1120 kg/m3, dan agregat berat memiliki berat volume lebih besar daripada 2080 kg/m3.
Kategori agregat menurut asalnya adalah agregat mineral alami dan agregat buatan (sintesis). Agregat mineral alami adalah agregat yang diperoleh dan dihasilkan oleh alam, misalnya pasir, kerikil, dan batu pecah. Agregat alami diperoleh dari alam yang telah mengalami pengecilan secara alamiah (kerikil) atau dapat juga diperoleh dengan cara memecah batu alam. Dalam hal ini, pasir alam terbentuk dari pecahan batu sehingga dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau tepi laut.
Agregat yang menurut asalnya dikategorikan sebagai agregat buatan (sintesis) diproses secara termal, atau merupakan hasil sampingan atau ikutan dari produksi suatu bahan.
Agregat pengisi beton menurut berat jenisnya diklasifikasikan menjadi agregat normal, agregat berat, dan agregat ringan. Yang termasuk ke dalam agregat normal adalah agregat dengan berat jenis 2.5-2.7 t/m 3 , misalnya granit, kuarsa, dan sebagainya. Agregat berat adalah agregat dengan berat jenis lebih dari 2.8 t/m 3 , misalnya magnetik, barytes, atau serbuk besi.
sedangkan yang masuk ke dalam kategori agregat ringan pengisi beton adalah agregat dengan berat jenis kurang dari 2.0 t/m 3 , misalnya untuk agregat ringan alami adalah diotomite, purnice, volcanic cinder, agregat ringan buatan adalah tanah bakar, abu terbang, busa terak tanur tinggi.
Persyaratan dan Mutu Agregat Pengisi Beton
Persyaratan mutu agregat pengisi beton (gradasi, kadar lumpur, kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Agregat halus
- Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (dalam % berat) maksikmum untuk beton yang mengalami abrasi sebesar 3.0 dan untuk beton jenis lain sebesar 5.0
- Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dirapikan maksimum sebesar 3.0%
- Kandungan arang dan lignin untuk permukaan beton yang dianggap penting adalah sebesar maksimum 0.5% dan untuk beton jenis lainnya maksimum sebesar 1.0%
- Agregat halus harus bebas dari kotoran organik dan bila diuji dengan larutan NaSO 4 harus memenuhi standar warna (tidak lebih tua dari warna standar).
- Untuk dapat digunakan sebagai campuran beton, persen lolos kumulatif dari agregat halus tidak boleh melebihi 45%, sedangkan modulus kehalusan agregat halus harus berada dalam kisaran 2.3 – 3.1
Agregat Kasar
- Agregat kasar yang digunakan untuk beton yang mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat alkalis dalam semen dan kadarnya tidak boleh menyebabkan pemuaian yang berlebihan dalam mortar atau beton.
- Gradasi agregat kasar adalah sesuai dengan Tabel 2 ASTM C33
- Kadar bahan atau partikel yang berpengaruh buruk pada beton disajikan oleh Tabel 1 ASTM C33
- Sifat fisika yang mencakup kekerasan butir diuji dengan mesin Los Angeles dan sifat kekal (soundness) seperti yang ditetapkan Tabel 3 ASTM C33