News

Jika Eksport Timah di Setop Bersama Bauksit, Manufaktur Global Akan Terpukul

Eksport Timah Dihentikan Indonesia Bisa Kontrol Pasar

Presiden Jokowi Berniat menyetop Eksport timah Setelah melarang Nikel dan bauksit. Jika Tiga Komoditas ini dilarang eksport, Indonesia bisa mengontrol manufaktur global dan bisa memaksa masuknya investasi Hilir ke dalam negeri.

Jika Nikel sudah bisa menghantam jantung industri modern, maka Timah dan bauksit akan memiliki dampak simultan pada teknologi inti. Mengutip buku Industri Pertambangan di Indonesia karya Adis Imam Munandar, dkk., timah adalah logam berwarna putih keperakan yang mempunyai sifat ramah lingkungan, tidak berbau, dan tidak mudah berkarat.

Timah yang sudah diolah dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri manufaktur, mulai dari elektronik, kemasan, konstruksi, kendaraan, dan lain-lain. Secara tradisional, timah juga digunakan sebagai logam pelapis dan bahan untuk kaleng food grade, gelas bir, tutup botol, dan lain-lain.

Kementerian ESDM mencatat, rencana pelarangan ekspor timah itu mengarah ke jenis timah batangan atau Tin Ingot 99,99% atau Sn 99,99.

Jika larangan ekspor timah dilakukan, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan 6 kali lipat. Contohnya: 1 ton konsentrat 78% timah itu harganya di 2021 mencapai US$ 12.000 per ton. Jika sudah berubah menjadi 1 ton timah kasar maka harganya akan menjadi US$ 22.000.

data eksport timah

Kemudian, bila timah menjadi Tin Soldier dalam 1 ton harganya bisa mencapai US$ 124.000 per ton. “1 ton Sn-nya di dalam 1 ton Soldier itu menjadi US$ 130.000. Artinya ada peningkatan hampir 6 kali dari pada konsentrat timah di awal. Ini sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia.Jika berbicara harga timah, saat ini memang timah diperdagangkan di level US$ 18.000, setelah pasca kekhawatiran tekanan ekonomi dari negara-negara di dunia utamanya China dan AS hingga isu resesi semakin yang kian mencuat.

Baca Juga:  Bayraktar TB3 SIHA Akan Ditenagai Mesin Turbo-diesel TEI PD170

Selain itu, Indonesia sebagai pemilik kekayaan timah terbesar ke 2 di dunia nampaknya memberikan keuntungan besar melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PNBP Indonesia dari timah pada tahun 2021 mencapai Rp 1,1 triliun.Pada tahun 2020 PNBP dari komoditas timah mencapai Rp 520 miliar. Setelah itu meningkat pada tahun 2021 menjadi Rp 1,1 triliun. Kemudian sampai triwulan II tahun 2022 ini PNBP melalui timah sudah mencapai Rp 707 miliar.

Lantas, siapa produsen timah terbesar di dunia? Berapa banyak timah yang dapat dihasilkan produsen tersebut dalam satu tahun? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak daftar negara penghasil timah terbesar di dunia dalam ulasan berikut ini.

Dalam tiga tahun terakhir, sebagian besar pasokan timah global berasal dari tambang di wilayah Asia dan Amerika Selatan. Berikut ini adalah daftar negara penghasil timah terbesar di dunia menurut International Tin Association.

1. China

China merupakan negara nomor satu penghasil timah terbesar di dunia. Selain memproduksi timah, China juga menjadi pasar global terbesar dalam perdagangan timah.
Pada 2021, produksi pertambangan timah di China mencapai hingga 91 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi timah di negara ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,33 persen. Cadangan timah milik China saat ini diperkirakan ada sebanyak 1,1 juta ton.

2. Indonesia

Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia. Kawasan tambang timah terbesar negara ini berada di Pulau Belitung dan Bangka. Berdasarkan laporan dari World Bank, Indonesia mengekspor sepertiga kebutuhan timah global pada 2021.
Produksi timah Indonesia pada 2021 mencapai 71 ribu ton dan mengalami peningkatan 33,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun cadangan timah Indonesia saat ini diketahui mencapai 800 ribu ton.

3. Peru

Peru menempati posisi ketiga sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia. Hampir 15% pasokan timah global diproduksi oleh perusahaan tambang San Rafael Minsur yang terletak di wilayah Mariategui, Peru.
Pada 2021, negara ini berhasil memproduksi timah hingga 30 ribu ton. Cadangan timah milik Peru saat ini diperkirakan hanya mencapai 150 ribu ton.

4. Myanmar

Sebagian besar produksi timah Myanmar terletak di distrik penambangan Maw Maw yang berbatasan langsung dengan China. Pada 2021, Myanmar berhasil memproduksi timah hingga 28 ribu ton. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 3,45 persen dibanding tahun sebelumnya. Cadangan timah Myanmar saat ini diperkirakan mencapai hingga 700 ribu ton.

5. Bolivia

Bolivia merupakan negara penghasil timah terbesar kelima di dunia. Sebagian besar penambangan timah negara ini dikelola oleh dua perusahaan milik negara, yakni Huanuni dan Colquiri. Berdasarkan data tahun 2021, hasil timah Bolivia mencapai angka 17.000 ton. Sementara itu, cadangan timah Bolivia diperkirakan ada sebanyak 400.000 ton.

Meskipun China produsen Timah terbesar di Dunia tetapi kebutuhan dalam negerinya sangat besar sehingga masih membutuhkan pasokan dari negara Lain. Sementara Indonesia hasil Timahnya sebagian besar di eksport dalam bentuk ingot atau batangan.

Baca Juga:  Radar AESA: Teknologi, Fitur, Material Penyusun, & Kelemahan Radar AESA

harga timah saat ini dikendalikan oleh negara-negara penghasil timah, yang produksinya tidak sebesar Indonesia yang merupakan penghasil terbesar ke dua di dunia setelah Cina. Cina 70% melakukan hilirisasi. Indonesia cuma 5%.

Hilirisasi timah bisa dilakukan untuk mengikuti kesuksesan hilirisasi nikel. Indonesia mendapatkan nilai tambah dari ekspor nikel yang sudah dihilirisasi pada 2021 mencapai sebesar US$ 20,9 miliar. Hilirisasi timah merupakan langkah yang penting untuk membuka lapangan pekerjaan.

Hilirisasi Timah juga akan meningkatkan daya tawar Indonesia secara Geo Politik karena kerentanan rantai pasokan timah bisa berdampak pada berbagai sektor global.
Namun Pelarangan Eksport timah juga harus dikaji mendalam. Sebab timah merupakan komoditas andalan yang sudah dieksploitasi sejak abad 17. Peran timah cukup besar sebagai penopang utama ekonomi Bangka Belitung. Penambangan bijih timah itu menyumbang 63,61% terhadap lapangan usaha di Bangka Belitung.
Sedangkan di PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), penambangan turut menyumbang 6,07%. Kemudian pada sektor pengolahan, industri logam dasar timah yang dilakukan perusahaan peleburan (Smelter) dan PT Timah telah menyumbang sekitar 46,13% dan di PDRB berkontribusi sebesar 9,6%.
Jika pemerintah tetap memutuskan melanjutkan kebijakan penyetopan ekspor timah, maka pabrik-pabrik hilirisasi sebagai pengolah bahan dasar timah sudah harus mulai dibangun.

Builder Indonesia

Builder ID, Platform Online terdepan tentang teknologi konstruksi. Teknik perkayuan, teknik bangunan, Teknik pengelasan, Teknik Kelistrikan, teknik konstruksi, teknik finishing dan pengecatan.Review produk bangunan, review Alat pertukangan, informasi teknologi bahan bangunan, inovasi teknologi konstruksi

Related Articles

2 Comments

  1. Belum tentu juga mereka mau invest di indo, karena melihat di indo kepastian hukumnya simpang siur, alias nggak ada kepastian hukum. Harusnya kita koreksi diri jangan memaksakan kehendak

  2. Saya sangat setuju .orang bodoh pun sangat setuju ttg kebijakan pak jakowi ttg pelarangan expor biji tambang metah .aku 1000 kali mndukung kebijakan pak jakowi .kau akan di tulis sejarah dunia .persiden paling berani melawan Yuni Eropa .kau adalah pahlawan bangsa pak jakowi .ini yang patut di tiru calon presiden kedepan .visi misinya hars di pertanyakan ttg pemberdayaan SDA.dan SDM .kuaterku calon presiden kedepan jadi cukung .nya Eropa .waspadalah bangsa kita .kita ini kaya .teruskan kebijkan dan keberanian PAK JAkowi .kau hebat pak jakowi Kao pemberani .frepot kau ambil Rokan hilir kau ambil dan sekarang nikel .dan mau bauksit .timah .kau hebat pak jakowi kau pejuang sejati dan pemberani .semoga kau tetap sehat dan selalu mantau kebijakan presiden selanjutnya .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Non Aktifkan Adblocker untuk Bisa membaca Artikel Kami