Mengenal Hololens, Inovasi teknologi konstruksi terkini.
Hololens menjadi inovasi teknologi konstruksi dalam dua tahun terakhir. Visor buatan Microsoft ini mirip dengan googleglass buatan google. Sekarang telah hadir Hololens 2 yang tetap mengusung perpaduan teknologi Augmented Reality(AR) dengan 3D model untuk memudahkan pekerja bangunan bekerja lebih cepat, efisien, dan sangat presisi untuk membangun konstruksi dengan desain yang rumit.
Untuk menggunakan Hololens ataupun Hololens 2 cukuplah mudah, pekerja bangunan tinggal memasang alat tersebut seperti saat memakai kacamata pelindung(visor). Dalam beberapa detik akan muncul proyeksi Model Tiga Dimensi dalam lensa Hololens memproyeksikan bentuk konstruksi yang akan dibangun.
Proyeksi citra tiga dimensi tersebut memudahkan pekerja konstruksi dalam membangun rancangan bangunan yang rumit. Sebagai contoh, seperti memasang batako dengan desain yang rumit. Pekerja bangunan di Tasmania, Australia telah menunjukkan kecanggihan Hololens dalam pekerjaan mereka.
Kontraktor mengestimasi pengerjaan bangunan tersebut akan memakan waktu sekitar dua minggu, kenyataannya dengan bantuan Augmented Reality(AR) dari Hololens hanya membutuhkan waktu tujuh jam pengerjaan.
Penggunaan Hololens untuk pengerjaan konstruksi bangunan membutuhkan software Fologram yang intinya memproyeksikan hasil konstruksi tiga dimensi yang dibuat dalam software Rhino3D atau Grasshopper3D ke dalam lingkungan fisik dimana konstruksi akan dibangun.
Jika melihat harga yang dibanderol oleh Microsoft untuk Hololens ini, sepertinya memang menyasar kontraktor-kontraktor besar dan dibuat untuk pekerja konstruksi. Sehingga Hololens ini bukan ditujukan untuk masyarakat umum seperti GoogleGlass. Di Amerika generasi terbaru Hololens 2 dibanderol dengan harga $3500 atau sekitar empat puluh juta rupiah untuk satu Hololens. Harga yang cukup fantastis untuk sebuah alat penunjang pertukangan.
Tapi dengan perkembangan teknologi yang cepat seperti sekarang, bukan tidak mungkin alat tersebut menjadi lebih murah karena kebutuhan pasar untuk alat pertukangan yang semakin meningkat. Disamping itu, dengan penggunaan teknologi yang memudahkan masyarakat, skill craftsmanship tukang bangunan juga semakin tinggi. Karena mereka mampu bekerja lebih cepat dan efisien dengan hasil yang sangat memuaskan.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah pada penyerapan teknologi pertukangan yang lambat di Indonesia, sehingga menyebabkan transfer ilmu dan teknologi juga lambat.